Minggu, 13 Mei 2012

INFLASI


  INFLASI
                                          

I.        PENDAHULUAN

            Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan menaik yang teus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.

            Jika seandainya harga-harga dari sebagian barang diatur diatur pemerintah, maka harga-harga yang dicatat oleh Biro Sta­tistik mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun karena yang dicatat adalah harga harga "resmi" pemerintah. Tetapi kenyataan yang terjadi ada kecenderungan bagi harga-harga untuk terus menaik. Dalam hal ini inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diper­lihatkan. Keadaan ini disebut "suppressed inflation" atau "infla­si yang ditutupi" , yang pada suatu waktu akan terlihat karena harga-harga resmi makin tidak relevan dalam kenyataan.    

  
II.      MACAM INFLASI

A. Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
     1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
     2. Inflasi sedang (antara 10 - 30% setahun)
     3. Inflasi berat  (antara 30 - 100% setahun)
     4. Hiperinflasi   (di atas 100% setahun)

B. Berdasarkan penyebab dari Inflasi
1.   Demand inflation / inflasi permintaan
      Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat.
2.   Cost inflation / inflasi  penawaran.
      Inflasi ini timbul  karena kenaikan biaya produksi atau berkur­angnya penawaran agregatif.

C. Berdasarkan asal dari inflasi
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)  


  
III.   Mengukur inflasi
  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

IV.    Peran bank sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

                        Inflasi permintaan ini disebabkan oleh permintaan masyar­akat akan barang-barang (aggregate demand)  bertambah  misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan bar­ang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit  yang murah, maka kurva agregate demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2.

            Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, yaitu karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan bahan bakar minyak) maka kurva penawaran measyarakat (aggregate supply) bergeser dari S1 ke S2.

Perbedaan dari kedua macam inflasi ini adalah:

1.   Perbedaan dalam hal akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi volume output, karena dari segi harga output tidak berbeda. Dalam kasus demand inflation, biasanya ada kecenderungan outputnya (GDP riil) menaik bersama-sama dengan kenaikan harga umum. Besar kecilnya kenaikan output ini tergantung tegantung pada eltisitas kurva agregate supplay, semakin mendekati output maksimum semakin tidak elastis kurva tsb.
      Sebaliknya dalam kasus cost inflation biasanya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang (kelesuan usaha).



2.   Perbedaan dalam hal urutan dari kenaikan harga.
      Dalam demand inflation kenaikan harga barang (output) menda­hului kenaikan harga barang-barang input dan harga- harga faktor produksi (upah dsb).
Sedangkan dalam dalam cost inflation kenaikan harga barang -barang input dan harga-harga faktor produk mendahului kenaikan harga barang-barang akhir (output).

Penggolongan Inflasi ditinjau dari asal inflasi

1.   Inflasi dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan gagal dsb.

2.   Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikkan  harga-harga (yaitu:inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita.

Kenaikkan harga barang-barang yang kita impor mengakibatkan:

1.   Secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.

2.   Secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus diimpor (cost inflation)

3.   Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri, karena kenaikkan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tsb (demand inflation).

Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam negeri bisa pula melalui kenaikan harga barang-barang ekspor dan saluran-salur­annya hanya sedikit berbeda dengan penularan lewat kenaikan harga barang-barang impor.

1.   Bila harga barang-barang ekspor seperti kopi teh minyak kelapa sawit naik, maka indeks biaya hidup akan naik pula sebab barang- barang tsb langsung masuk dalam daftar barang- barang yang terca­kup dalam indeks harga.

2.   Bila harga barang-barang ekspor (seperti, kayu,karet, timah, dsb) naik, maka biaya produksi dari barang-barang yang mengguna­kan barang-barang tsb dalam proses produksinya (perumahan, sepa­tu, kaleng, dsb) akan naik, dan harganya akan naik pula (cost inflation).

3.   Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan penghasilan eksportir. Kenaikan penghasilan ini akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang , baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bila jumlah barang yang tersedia di pasar tidak bertambah, akibatnya harga-harga barang lain akan naik pula (demand inflation).


V. TEORI INFLASI

Secara garis besar 3 kelompok teori  mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi, yaitu:

1. Teori Kuantitas

Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari:
a.   Jumlah uang yang beredar
b.   Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation)

Inti dari teori ini adalah :

a.   Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (berupa penambahan uang cartal atau penambahan uang giral).

b.   Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.

Ada 3 kemungkinan keadaan :

1.   Keadaan pertama, apabila masyarakat tidak (atau belum) mengharap­kan harga-harga untuk naik pada bulan bulan mendatang.
      Dalam hai ini, sebagian besar dari penambahan jumlah uang yang beredar akan diterima masyarakat untuk menambah likwiditasnya (yaitu, memperbesar pos Kas dalam buku neraca para anggota ma­syarakat).
      Ini berarti sebagian besar dari kenaikan jumlah uang tersebut tidak dibelanjakan untuk pembelian barang. Sehingga tidak akan ada kenaikan permintaan yang berarti akan barang-barang, jadi tidak ada kenaikan harga barang-barang.
      Dalam keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% diikuti oleh kenaikan harga- harga sebesar, misalnya 1%.
      Keadaan ini biasa dijumpai pada waktu inflasi masih baru mulai dan masyarakat masih belum sadar bahwa inflasi sedang berlang­sung.

2.   Keadaan Kedua adalah di mana masyarakat atas dasar pengalaman di bulan bulan sebelumnya mulai sadar adanya inflasi.
      Penambahan jumlah uang yang beredar digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang-barang (memperbesar pos aktiva barang-barang didalam neraca).
      Kenaikan harga (inflasi) adalah suatu pajak atas saldo kas ma­syarakat, karena uang semakin tidak berharga. Dan orang-orang berusaha menghindari pajak ini dengan mengubah saldo kasnya menjadi barang. Sehingga permintaan akan barang-barang melonjak, akibatnya harga barang-barang tersebut juga mengalami kenaikkan.
      Pada keadaan ini kenaikan jumlah uang sebesar, misalnya 10% akan diikuti dengan kenaikan harga barang mungkin sebesar 10% pula.

3.   Keadaan Ketiga adalah tahap Hiperinflasi, yakni orang-orang sudah kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Keadaan ini ditandai oleh makin cepatnya peredaraan uang (velocity of circulation yang menaik). Uang yang beredar sebesar misalnya 20% akan mengakibatkan kenaikan harga lebih besar dari 20%.


2. Teori Keynes

Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang- barang yang tersedia (timbulnya inflationary gap).


3. Teori Strukturalis

Adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur perekonomian yang sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian (faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang) maka teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang.

Menurut teori ini ketegaran utama ada dua macam:

1.   Ketegaran yang pertama berupa ketidakelastisan dari penerimaan eksport., yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain.

      Kelambanan ini disebabkan oleh:

a. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan barang-barang impor yang harus dibayar (term of trade makin memburuk).

b.   Supplay atau produksi barang-barang ekspor yang tidak respon­sif terhadap kenaikan harga (supplay barang-barang ekspor yang tidak elastis).

      Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini, berarti kelambanan pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuh­kan (untuk konsumsi maupun investasi). Akibatnya negara tersebut mengambil kebijaksanaan pembangunan yang menekankan pada pengga­lakkan produksi dalam negeri dari barang-barang yang sebelumnya diimpor (import substitution strategy), meskipun biaya produksi dalam negeri lebih tinggi dan berkualitas rendah daripada barang- barang sejenis yang diimpor. Biaya yang lebih tinggi ini mengaki­batkan harga yang lebih tinggi pula.
      Bila proses substitusi impor ini makin meluas, biaya produksi juga meluas ke berbagai barang, sehingga makin banyak harga barang yang naik, dan inflasipun terjadi.

2. Ketegaran Kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supplay atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk menaik melebihi kenaikan harga barang- barang lain. Akibat selanjutnya adalah timbulnya tuntutan karya­wan untuk memperoleh kenaikan upah. Kenaikan upah berarti kenai­kan ongkos produksi, yang berarti kenaikan harga barang-barang tersebut. Kenaikan harga tersebut menyebabkan tuntutan kenaikan upah lagi. Dan kenaikan upah ini diikuti kenaikan harga-harga. Demikian seterusnya.


Kesimpulan dari teori strukturalis yaitu:

1.   Teori ini menerangkan proses inflasi jangka panjang di negara- negara yang sedang berkembang.

2.   Jumlah uang yang beredar bertambah secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harga barang-barang tersebut. Proses inflasi tersebut dapat berlangsung terus hanya bila jumlah uang yang beredar juga bertambah terus.
      Tanpa kenaikan jumlah uang, proses tersebut akan berhenti dengan sendirinya.(juga dalam teori Keynes dan teori kuantitas).

3.   Tidak jarang faktor-faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab yang paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100% struktural. Sering dijumpai bahwa ketegaran ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijaksanaan harga/moneter pemerintah sendiri.


VI.   DAMPAK INFLASI

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Minggu, 06 Mei 2012

Kelebihan Indonesia


Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak pulau,budaya,suku dan bahasa tetapi disamping itu Indonesia Menyimpan banyak kekayaan alam yang tidak dimiliki oleh negara lainnya.Maka dari itu kita harus tetap melestarikan kekayaan Indonesia baik sumber daya alam, atau budaya. Berikut ini adalah kekayaan Inonesia yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain:

1. Pulau


bukanklikunic.blogspot.com - 5 Kekayaan Indonesia Yang Tidak Dimiliki Negara Lain














Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia yang menurut kajian citra satelit berjumlah 18.306 pulau, pulau yang sudah diberi nama ada 7.870 sedangkan yang belum diberikan nama berjumlah 9634 pulau.

2. Bahasa


bukanklikunic.blogspot.com - 5 Kekayaan Indonesia Yang Tidak Dimiliki Negara Lain
  














Lebih dari 583 bahasa yang berada di Indonesia. Tetapi bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki banyak bahasa tetapi Bahasa Jawa adalah bahasa yang paling banyak dipakai/digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Candi



bukanklikunic.blogspot.com - 5 Kekayaan Indonesia Yang Tidak Dimiliki Negara Lain













Indonesia memiliki candi terbesar di dunia yaitu Candi BorobudurCandi Borobudur merupakan candi budha

4. Negara Maritim Terbesar Di Dunia

yang berdiri sekitar 800 sebelum masehi, dan jumlah patung yang berada di Borobudur itu adalah 504 patung budha.
bukanklikunic.blogspot.com - 5 Kekayaan Indonesia Yang Tidak Dimiliki Negara Lain



















Kita tahu Indonesia memiliki luas laut 93.000 km2, panjang pantainya pun sekitar 81.000 km2 atau 25 % panjang pantai yang ada di seluruh dunia. Selain itu Indonesia juga memiliki terumbu karang yang sangat banyak dan semuanya indah.

5. Memiliki Binatang Purba 

bukanklikunic.blogspot.com - 5 Kekayaan Indonesia Yang Tidak Dimiliki Negara Lain














Kita harusnya bangga menjadi bangsa Indonesia, Indonesia menyimpan banyak kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Salah satunya adalah kita memiliki hewan purba yang masih hidup yaitu "Komodo". Komodo adalah hewan kadal raksasa yang hidup di Pulau Komodo, dan sekarang Komodo masuk dalam 7 keajaiban dunia.

Hasil Karya Anak Indonesia yg Menggesankan


Bangsa indonesia boleh berbaga dengan hasilkarya anak negrinya kenapa tidak dari sebagaian karya anak bangsa ini ada yang sudah di pakai dunia pengen tahu apa aja Karya Anak Bangsa yang Membuat Indonesia Bangga simak tulisan berikut ini.

1. Panser Anoa
Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.

2. Pesawat Gatotkaca N-250
Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.

3. KRI-Krait-827
 Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots.

4. Smart Eagle II (SE II)
 Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.

5. Mobil Arina-SMK
Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.

6 senjata baru buatan Indonesia
Patutlah Kita Bangga Terhadap Indo Yang Sedang Maju Di bidang Militer
ss-1
ss-4
ss-5
Assault rifle
ss-10
Sub Machine Gun
ss-13
7. Chip Asli Buatan Indonesia
Chipset Wimax Xirka, sebuah chip yang dibuat oleh orang Indonesia asli, Bukan usaha mudah memang membuat chip dengan kompleksitas yang cukup tinggi. Xirka yang dikawal beberapa engineer Indonesia ini mulai dikembangkan pada 2006.
Chipset ini terdiri dari dua spesifikasi, yakni Chipset Xirka untuk Fixed Wimax dan Chipset Xirka untuk Mobile Wimax. Untuk fixed wimax telah diluncurkan pada Agustus tahun ini. Sedangkan mobile wimax rencananya diluncurkan pada quartal keempat 2009.
Produk asli buatan Indonesia ini diluncurkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman. Beliau menjelaskan, seluruh komponen di dalam Xirka merupakan buatan Indonesia. Operator yang memberikan layanan Wimax wajib menggunakan Xirka.

8. PC TABLET WAKAMINI
Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000. Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru. Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh. Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi “4 in 1″ card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi. Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit atau termurah di kelasnya. Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch. Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2. Bobotnya hanbya 1,25 kg.
9. ROBOT TEMPUR
Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur.
 Robot Tempur Buatan Indonesia
prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. ”Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam,” terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.
Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan.
10. PELURU KENDALI
Walaupun, roket RX-420 masih jadi pertimbangan Departemen Pertahanan, apakah mampu menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga, Indonesia tidak memerlukan armada kapal atau senjata perang lainnya, selain faktor biaya yang dominan besar.
ide produksi rudal dalam negeri mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp 2,5 miliar digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu, dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia, pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter.
Saat ini, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket dengan kekuatan jarak tempuh 100 kilometer, dan memiliki kecepakatan luncur awal 4 kali kecepatan suara