Selasa, 25 September 2012

Contoh Relasi Makna



Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan yang lain.
a. Sinonim
Yaitu hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan sama persis. Ketidaksamaan itu terjadi karena faktor :
1. Faktor waktu
2. Faktor tempat atau wilayah
3. Faktor keformalan
4. Faktor sosial
5. Faktor bidang kegiatan
6. Faktor nuansa makna
b. Antonim
Yaitu hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
c. Polisemi
Yaitu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Dalam kasus polisemi, biasanya makna pertama adalah makna sebenarnya, yang lain adalah maknamakna yang dikembangkan berdasarkan salah satu komponen makna yang dimiliki kata atau satuan ujaran itu. Oleh karena itu, makna-makna pada sebuah kata atau satuan ujaran yang polisemi ini masih berkaitan satu dengan yang lain.
d. Homonim
Yaitu dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama dan maknanya berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Pada kasus homonim ada dua istilah lain yang biasa dibicarakan, yaitu homofon dan homograf. Homofon adalah adanya kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya. Homograf adalah bentuk ujaran yang ortografinya dan ejaannya sama, tetapi ucapan dan maknanya berbeda. Perbedaan antara homonim dengan polisemi adalah bahwa homonim yaitu dua buah bentuk ujaran atau lebih yang “kebetulan” bentuknya sama, dan maknanya berbeda, sedangkan polisemi yaitu sebuah bentuk ujaran yang memiliki makna lebih dari satu. Dengan demikian jelas bahwa antara keduanya tidak punya hubungan sama sekali.
e. Hiponimi
Yaitu hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Relasi hiponimi bersifat searah.
f. Ambiguitas atau Ketaksaan
Yaitu gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Ketaksaan terjadi dalam bahasa tulis akibat perbedaan gramatikal karena ketiadaan unsur lisan, karena ketidakcermatan dalam menyusun konstruksi beranaforis. Perbedaan homonim dengan ambiguiti adalah bahwa homonim yaitu dua buah bentuk atau lebih yang kebetulan bentuknya sama, sedangkan ambiguitas adalah sebuah bentuk dengan dua tafsiran makna atau lebih. Perbedaan polisemi dengan ambiguitas adalah bahwa polisemi biasanya hanya pada tataran kata, dan makna-makna yang dimilikinya yang lebih dari satu itu, sedangkan ambiguiti adalah satu bentuk ujaran yang mempunyai makna lebih dari satu sebagai akibat perbedaan tafsiran gramatikal.
g. Redudansi
Yaitu kata yang berlebih-lebihan yang menggunakan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.


Sinonim
kata dgn kata:
-Agung: Masjid itu sangat agung.
-Raya: Jalan raya itu sangat ramai.

kata dgn frasa:
-Mati: Kucing mati ditabrak mobil.
-meninggal dunia: Taufik savalas telah meninggal dunia tahun lalu.

Frase dan frase:
-Adi Firansyah meninggal dunia karena kecelakaan motor.
-Gito Rollies telah pulang ke Rahmatullah hari kamis yg lalu.

Kalimat dgn kalimat:
-Ibu memasak nasi
-Nasi dimasak ibu


Antonim
-Mutlak: Hidup mati seseorang hanya di tangan Allah
-Gradasi/Kutub: Biasanya orang kaya menindas orang miskin.
-Relasional: Kau datang dan pergi begitu saja.
-Hierarkial: Ibu membeli 1 ons cabe dan 500 gram daging di pasar.
-Majemuk: Guru sedang berdiri di depan kelas sedangkan siswa duduk mendengarkan penjelasan guru.


Homonim:
Dokter bisa mengeluarkan bisa ular.


Homograf:
Setelah upacara apel selesai,saya makan apel.


Homofon:
Bang Toyib menabung uang di bank.


Polisemi:

-Bapak fatahilah adalah kepala sekolah di Mabhak.
-Ayah sebagai kepala rumah tangga dirumah.
-Kepala Danu terbentur tembok.
-Korban banjir itu menerima sembako perkepala keluarga.
-Kepala kereta api itu masuk ke jurang.